POLA GERAK SEJARAH
Menurut para filosof sejarah pengikut metode kontemplatif terdapat tiga pola gerak di mana sejarah berjalan sesuai dengannya, yaitu:
1. Sejarah berjalan menelusuri garis lurus lewat jalan kemajuan yang mengarah ke depan atau kemunduran yang bergerak ke belakang.
2. Sejarah berjalan dalam daur kultural yang dilalui kemanusiaan, baik daur saling terputus, dan dalam berbagai kebudayaan yang tidak berkesinambungan atau daur-daur itu saling berjalin dan berulang kembali.
3. Gerak sejarah tidak selalu mempunyai pola-pola tertentu.
Para filosof sejarah sendiri sering mencampur-adukkan ketiga pola ini dalam menginterpretasikan gerak sejarah.
1. Gerak Sejarah Maju
Ide gerak sejarah yang maju ke depan sering dikemukakan para filosof yang cenderung mengukuhkan perbuatan manusia dan pencapaian-pencapaiannya dalam sejarah. Mengenai asal ide kemajuan ini bisa diacu pada pendapat-pendapat Bacon (Sahakian, 1968: 124-140) dan Descartes (Snyder, 1955: 25-28), dua panji kebangkitan ilmiah di Barat. Pada akhir abad ke-19 ide ini semakin tersebar luas, yaitu pada waktu terjadi polemik antara para pengikut sastrawan dan kritisi lama dengan sastrawan dan kritisi baru. Untuk mempertahankan sikap mereka, para pengikut sastrawan dan kritisi baru terpaksa menuduh para pengikut sastrawan dan kritisi lama bahwa mereka telah terperosok dalam khayalan pengukuran yang keliru. Yakni pada waktu mereka memandang orang-orang yang lebih dulu dari mereka sebagai orang-orang yang lebih kuat pikirannya. Padahal manusia apabila ia semakin dewasa kebijakannya pun semakin matang dan orisinal, demikian halnya kemanusiaan yang bersama perjalanan zaman semakin mengarah kepada kemajuan. Jadi, apabila manusia yang terdahulu mempunyai kelebihan dalam keterdahuluannya, maka manusia yang berikutnya mempunyai kelebihan dalam kesempurnaannya. (more…)